Start Jalan sehat Hari Santri Nasional thn 2025 di Muaraenim (Sumber : IG Kemenag Muaraenim)
Minggu pagi itu, Kabupaten Muara Enim menyambut ribuan langkah kaki dengan semangat belajar dan kebersamaan. Lebih dari 1.000 peserta mengikuti Jalan Santai Hari Santri Nasional ke-10, sebuah kegiatan yang tidak sekadar olahraga, tetapi juga momen pendidikan karakter bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kegiatan ini secara resmi dilepas oleh Staf Ahli Bupati Muara Enim, Juli Jumantun Nuri, didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Muara Enim, H. Abdul Harris Putra, serta Ketua PCNU Kabupaten Muara Enim.
Kehadiran mereka menegaskan pentingnya kolaborasi antara institusi pemerintah, pesantren, dan masyarakat dalam menanamkan nilai pendidikan, nasionalisme, dan keislaman.
H. Abdul Harris Putra, bersama keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Muara Enim, ikut serta dalam jalan santai ini. Langkah mereka bukan hanya simbol partisipasi, tetapi juga teladan bagi peserta, menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui kegiatan sederhana namun sarat makna.
Setiap peserta, dari pelajar hingga orang dewasa, menyatu dalam ritme langkah yang sama. Mereka belajar bersama—tentang kedisiplinan, kerjasama, dan rasa hormat terhadap sejarah perjuangan santri. Jalan santai ini menjadi ruang informal pendidikan, di mana nilai-nilai keislaman dan nasionalisme diajarkan secara nyata, bukan hanya melalui kata-kata atau buku pelajaran.
Dalam konteks pendidikan, momen seperti ini mengajarkan pentingnya pengalaman langsung (experiential learning). Peserta tidak hanya mengetahui sejarah Hari Santri Nasional, tetapi juga merasakan maknanya: bahwa perjuangan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah teladan untuk menumbuhkan integritas, kesabaran, dan tanggung jawab sosial di kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini juga mengingatkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya terjadi di kelas atau pesantren. Interaksi sosial, partisipasi aktif dalam kegiatan komunitas, dan penghayatan nilai-nilai kebangsaan merupakan bagian dari kurikulum kehidupan yang tak tertulis.
Jalan santai ini menjadi laboratorium pendidikan, di mana teori dan praktik menyatu, dan peserta belajar tentang kebersamaan, toleransi, dan semangat berkontribusi bagi masyarakat.
Hari Santri Nasional ke-10 di Muara Enim bukan hanya perayaan tahunan. Ia menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah proses sepanjang hayat—mengajarkan nilai, menanamkan karakter, dan menghubungkan generasi muda dengan akar sejarah bangsa.
Melalui langkah-langkah kecil, semangat besar tentang peran santri dalam membangun bangsa diterapkan secara nyata, menumbuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam moral dan sosial.
Dengan ribuan langkah yang menyatu di jalan-jalan Muara Enim, terlihat bahwa pendidikan karakter dapat dirayakan melalui aksi nyata. Hari Santri Nasional menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan, pengabdian, dan patriotisme.
Kabupaten Muara Enim menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di bangku sekolah, tetapi juga melalui pengalaman, partisipasi, dan refleksi kolektif tentang sejarah dan budaya bangsa.
Di akhir kegiatan, terpatri satu pesan jelas: pendidikan karakter adalah fondasi masa depan, dan peringatan Hari Santri Nasional bukan sekadar angka atau formalitas, tetapi momentum untuk menumbuhkan generasi yang berilmu, berakhlak, dan mencintai tanah air.**
TEKS : WARMAN P | EDITOR : IMRON SUPRIYADI | FOTO : REPRO KEMENAG PLG

%20(1000%20x%20199%20piksel)_20250405_192603_0000.png)